Jatuh dari Eskalator Mall, Murid Kelas VI SD Tewas - Riaupos.co
Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru
Raungan dan ratap tangis  terdengar di depan kamar mayat Rumah Sakit Ibnu Sina, Pekanbaru.  Keluarga Gilbert Tambunan (12), warga Jalan Selamat Ujung, Kelurahan  Labuh Baru, Kecamatan Payung Sekaki, murid kelas VI SD Witama seakan tak  bisa menerima Gilbert pergi meninggalkan mereka di usia yang masih  sangat muda.
‘’Gilbert kita sudah tak ada,’’ kata itu keluar dari  mulut  Boru Napitupulu, nenek Gilbert dengan tersedu-sedu. Segala kata  penyesalan terucap terkait cucu kesayangannya.
Gilbert Tambunan  tewas setelah diduga jatuh dari lantai III Mall Ciputra Seraya, Jalan  Riau, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Kamis (2/2) petang sekitar  pukul 18.00 WIB.
Selain sang nenek, ibu korban beserta kerabat  lainnya juga tampak memenuhi pintu depan kamar jenazah itu. Saat jenazah  Gilbert sedang ditangani oleh petugas untuk diberi formalin, sang ibu,  Natalia Christina Pakhpahan tak mau berada jauh dari jasad sang anak.  Aroma alkohol bercampur formalin yang membuat pedih mata dan menyesakkan  nafas seakan tak dipedulikan lagi oleh sang ibu. ‘’Ini anakku.. ini  anakku,’’ tangis sang ibu berulang-ulang.
Kematian Gilbert  meninggalkan duka mendalam di pihak keluarga. Karena, belum genap  sebulan yang lalu, pada tanggal 20 Januari 2012, Gilbert berulang tahun  ke-12. ‘’Dia baru ulang tahun tanggal 20 kemarin,’’ kata T Manalu, salah  satu kerabat korban yang berada di kamar mayat RS Ibnu Sina.
Hal  ini ditambah lagi dengan kenyataan, bahwa Gilbert adalah anak pertama  dari tiga bersaudara. Sementara sang ayah, sudah lebih dulu meninggalkan  keluarga ini menghadap Sang Pencipta lima tahun yang lalu.
Berdasarkan  informasi yang dihimpun Riau Pos, pada Kamis naas itu, Gilbert datang  ke mall tersebut beserta sang ibu untuk melihat penampilan murid-murid  Yayasan Witama Penerus Bangsa, yang mengisi acara untuk memeriahkan  Imlek di mall tersebut. Saat salah satu murid Witama sedang mengisi  acara, korban menuruni eskalator yang ada di lantai 3 sambil mencoba  menggapai lampion yang menghiasi langit-langit mall. Saat itulah diduga  korban terpeleset dan jatuh. ‘’Saat itu pukul 18.00 WIB. Ada suara  jatuh..Brugh.. Terus orang ramai berkerumun,’’ ujar Jannah, salah satu  karyawan toko yang ada di depan lokasi korban jatuh.
Dijelaskannya,  ibu korban lalu meraung-raung menangis sejadi-jadinya saat mengetahui  sang anak jatuh dengan kondisi seperti itu. ‘’Ibunya di sebelah saya  menangis-nangis,’’ ujarnya. Dengan kondisi luka parah, korban lalu  dilarikan ke rumah sakit Ibnu Sina untuk mendapatkan pertolongan.  ‘’Setelah itu yang jatuh langsung dibawa. Sepuluh menit sesudahnya,  bekas darah di tempat jatuhnya langsung dibersihkan,’’ lanjut Jannah.
Saat  Riau Pos tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 19.00 WIB, pengunjung  mall tampak ramai berkumpul di dekat lokasi korban diduga jatuh.  Sementara seorang satpam tampak berjaga di sana. Satpam yang berjaga  sempat menghalangi wartawan yang coba mengambil foto di lokasi kejadian.  Saat wartawan akan mengambil foto dari lantai 3, satpam yang berada di  sana melarang dan mengatakan tidak terjadi apa-apa.
Wartawan yang  ada lalu coba turun ke lantai dasar tempat Gilbert diduga jatuh. Saat  tiba di bawah, seorang satpam lain kembali melarang wartawan untuk  mengambil foto. ‘’Tidak ada apa-apa. Itu cuma bekas es krim tumpah yang  mau dibersihkan,’’ ujar salah satu satpam saat itu.
Sementara  itu, usaha untuk menyelamatkan nyawa Gilbert dengan melarikannya ke  rumah sakit sia-sia. Ia tak dapat ditolong dan akhirnya meninggal  setelah sampai di rumah sakit. ‘’Di taksi tadilah dia meregang nyawa,’’  teriak nenek Gilbert, Boru Napitupulu di depan kamar mayat RS Ibnu Sina.  Setelah mendapatkan penanganan dari pihak rumah sakit, jenazah Gilbert  lalu dibawa menggunakan ambulans dari rumah sakit menuju kediamannya  sekitar pukul 20.30 WIB.
Direktur Yayasan Witama Penerus Bangsa,  Johan Sulianto saat dihubungi Riau Pos untuk dimintai tanggapannya  mengenai peristiwa ini mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum tahu  pasti apa yang terjadi terhadap Gilbert hingga ia meninggal. ‘’Apakah  jatuh dari atas atau terhimpit lampion yang jatuh. Banyak versi saat  itu,’’ jelas Johan. Dikatakannya, Yayasan Witama Penerus Bangsa datang  ke mall karena diundang untuk mengisi acara. ‘’Semuanya, dari Playgroup,  TK, SD, SMP, SMA hadir. Saat itu, guru sedang fokus menjaga anak yang  lebih kecil,’’ urainya.
Menyikapi peristiwa ini, ke depan pihak  yayasan akan mengevaluasi bagaimana prosedur mengisi acara di mal.  ‘’Kita akan evaluasi apa yang terjadi, untuk mengetahui kejadian yang  sebenarnya. Mungkin kita juga akan meminta rekaman CCTV yang ada di  mall. Biar semuanya menjadi jelas,’’ lanjutnya sambil mengatakan, untuk  saat ini pihaknya tidak mau menduga-duga siapa yang benar dan siapa yang  salah.
Kapolsek Senapelan, Kompol Arif Hidayat Ritonga saat  dikonfirmasi Riau Pos melalui Kanit Reskrim, Iptu Milson Jhoni  membenarkan, pihaknya memperoleh informasi mengenai kejadian ini. ‘’Kita  mendapatkan informasi sekitar pukul 18.30 WIB, tapi saat itu mal belum  melaporkan secara resmi,’’ jelas Iptu Milson.
Dijelaskannya,  anggota kepolisian dari Polsek Senapelan masih berada di lapangan untuk  mencari informasi pasti mengenai kejadian ini. ‘’Saya belum bisa memberi  penjelasan secara rinci mengenai kejadian itu karena anggota masih  berada di lapangan untuk mengumpulkan keterangan,’’ jelas Iptu Milson.
Sementara  itu, pihak Mall Ciputra Seraya belum bisa dikonfirmasi mengenai  kejadian ini. Saat coba dijumpai di kantor manajemen mal itu, tak  ditemukan perwakilan manajemen yang bisa memberikan kejelasan. Sementara  itu, saat dihubungi melalui telepon dan SMS hingga pukul 21.30 WIB,  perwakilan mal juga tidak mengangkat telepon dan menjawab pesan singkat  yang dikirimkan.(ila)
