Kamis, 02 Februari 2012

Jatuh dari Eskalator Mall, Murid Kelas VI SD Tewas - Riaupos.co

Jatuh dari Eskalator Mall, Murid Kelas VI SD Tewas - Riaupos.co

Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru

Raungan dan ratap tangis terdengar di depan kamar mayat Rumah Sakit Ibnu Sina, Pekanbaru. Keluarga Gilbert Tambunan (12), warga Jalan Selamat Ujung, Kelurahan Labuh Baru, Kecamatan Payung Sekaki, murid kelas VI SD Witama seakan tak bisa menerima Gilbert pergi meninggalkan mereka di usia yang masih sangat muda.

‘’Gilbert kita sudah tak ada,’’ kata itu keluar dari mulut Boru Napitupulu, nenek Gilbert dengan tersedu-sedu. Segala kata penyesalan terucap terkait cucu kesayangannya.

Gilbert Tambunan tewas setelah diduga jatuh dari lantai III Mall Ciputra Seraya, Jalan Riau, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Kamis (2/2) petang sekitar pukul 18.00 WIB.

Selain sang nenek, ibu korban beserta kerabat lainnya juga tampak memenuhi pintu depan kamar jenazah itu. Saat jenazah Gilbert sedang ditangani oleh petugas untuk diberi formalin, sang ibu, Natalia Christina Pakhpahan tak mau berada jauh dari jasad sang anak. Aroma alkohol bercampur formalin yang membuat pedih mata dan menyesakkan nafas seakan tak dipedulikan lagi oleh sang ibu. ‘’Ini anakku.. ini anakku,’’ tangis sang ibu berulang-ulang.

Kematian Gilbert meninggalkan duka mendalam di pihak keluarga. Karena, belum genap sebulan yang lalu, pada tanggal 20 Januari 2012, Gilbert berulang tahun ke-12. ‘’Dia baru ulang tahun tanggal 20 kemarin,’’ kata T Manalu, salah satu kerabat korban yang berada di kamar mayat RS Ibnu Sina.

Hal ini ditambah lagi dengan kenyataan, bahwa Gilbert adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Sementara sang ayah, sudah lebih dulu meninggalkan keluarga ini menghadap Sang Pencipta lima tahun yang lalu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Riau Pos, pada Kamis naas itu, Gilbert datang ke mall tersebut beserta sang ibu untuk melihat penampilan murid-murid Yayasan Witama Penerus Bangsa, yang mengisi acara untuk memeriahkan Imlek di mall tersebut. Saat salah satu murid Witama sedang mengisi acara, korban menuruni eskalator yang ada di lantai 3 sambil mencoba menggapai lampion yang menghiasi langit-langit mall. Saat itulah diduga korban terpeleset dan jatuh. ‘’Saat itu pukul 18.00 WIB. Ada suara jatuh..Brugh.. Terus orang ramai berkerumun,’’ ujar Jannah, salah satu karyawan toko yang ada di depan lokasi korban jatuh.

Dijelaskannya, ibu korban lalu meraung-raung menangis sejadi-jadinya saat mengetahui sang anak jatuh dengan kondisi seperti itu. ‘’Ibunya di sebelah saya menangis-nangis,’’ ujarnya. Dengan kondisi luka parah, korban lalu dilarikan ke rumah sakit Ibnu Sina untuk mendapatkan pertolongan. ‘’Setelah itu yang jatuh langsung dibawa. Sepuluh menit sesudahnya, bekas darah di tempat jatuhnya langsung dibersihkan,’’ lanjut Jannah.

Saat Riau Pos tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 19.00 WIB, pengunjung mall tampak ramai berkumpul di dekat lokasi korban diduga jatuh. Sementara seorang satpam tampak berjaga di sana. Satpam yang berjaga sempat menghalangi wartawan yang coba mengambil foto di lokasi kejadian. Saat wartawan akan mengambil foto dari lantai 3, satpam yang berada di sana melarang dan mengatakan tidak terjadi apa-apa.

Wartawan yang ada lalu coba turun ke lantai dasar tempat Gilbert diduga jatuh. Saat tiba di bawah, seorang satpam lain kembali melarang wartawan untuk mengambil foto. ‘’Tidak ada apa-apa. Itu cuma bekas es krim tumpah yang mau dibersihkan,’’ ujar salah satu satpam saat itu.

Sementara itu, usaha untuk menyelamatkan nyawa Gilbert dengan melarikannya ke rumah sakit sia-sia. Ia tak dapat ditolong dan akhirnya meninggal setelah sampai di rumah sakit. ‘’Di taksi tadilah dia meregang nyawa,’’ teriak nenek Gilbert, Boru Napitupulu di depan kamar mayat RS Ibnu Sina. Setelah mendapatkan penanganan dari pihak rumah sakit, jenazah Gilbert lalu dibawa menggunakan ambulans dari rumah sakit menuju kediamannya sekitar pukul 20.30 WIB.

Direktur Yayasan Witama Penerus Bangsa, Johan Sulianto saat dihubungi Riau Pos untuk dimintai tanggapannya mengenai peristiwa ini mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum tahu pasti apa yang terjadi terhadap Gilbert hingga ia meninggal. ‘’Apakah jatuh dari atas atau terhimpit lampion yang jatuh. Banyak versi saat itu,’’ jelas Johan. Dikatakannya, Yayasan Witama Penerus Bangsa datang ke mall karena diundang untuk mengisi acara. ‘’Semuanya, dari Playgroup, TK, SD, SMP, SMA hadir. Saat itu, guru sedang fokus menjaga anak yang lebih kecil,’’ urainya.

Menyikapi peristiwa ini, ke depan pihak yayasan akan mengevaluasi bagaimana prosedur mengisi acara di mal. ‘’Kita akan evaluasi apa yang terjadi, untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya. Mungkin kita juga akan meminta rekaman CCTV yang ada di mall. Biar semuanya menjadi jelas,’’ lanjutnya sambil mengatakan, untuk saat ini pihaknya tidak mau menduga-duga siapa yang benar dan siapa yang salah.

Kapolsek Senapelan, Kompol Arif Hidayat Ritonga saat dikonfirmasi Riau Pos melalui Kanit Reskrim, Iptu Milson Jhoni membenarkan, pihaknya memperoleh informasi mengenai kejadian ini. ‘’Kita mendapatkan informasi sekitar pukul 18.30 WIB, tapi saat itu mal belum melaporkan secara resmi,’’ jelas Iptu Milson.

Dijelaskannya, anggota kepolisian dari Polsek Senapelan masih berada di lapangan untuk mencari informasi pasti mengenai kejadian ini. ‘’Saya belum bisa memberi penjelasan secara rinci mengenai kejadian itu karena anggota masih berada di lapangan untuk mengumpulkan keterangan,’’ jelas Iptu Milson.

Sementara itu, pihak Mall Ciputra Seraya belum bisa dikonfirmasi mengenai kejadian ini. Saat coba dijumpai di kantor manajemen mal itu, tak ditemukan perwakilan manajemen yang bisa memberikan kejelasan. Sementara itu, saat dihubungi melalui telepon dan SMS hingga pukul 21.30 WIB, perwakilan mal juga tidak mengangkat telepon dan menjawab pesan singkat yang dikirimkan.(ila)